__________________________________________________________________________________

| Nawawi | Aqeedah | Fiqh | Anti Syirik | Galeri Buku | Galeri MP3 | U-VideOo |
__________________________________________________________________________________

Monday, October 12, 2009

106 - Nabi Pernah Melihat Malaikat Jibril

Nabi Pernah Melihat Malaikat Jibril

http://aqidah-wa-manhaj.blogspot.com

Malaikat itu adalah salah satu dari kelompok hamba Allah. Kelompok hamba yang sentiasa taat, tunduk dan patuh kepada Allah Subahanahu wa Ta'ala.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

Maksud: Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan. Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu yang di hadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tidaklah memberi syafaat melainkan kepada orang yang diredhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati kerana takut kepada-Nya. (Surah al-Anbiya', 21: 26-28)

Malaikat terbahagi kepada beberapa golongan di antaranya berdasarkan tugasan yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada mereka.

Malaikat itu sangat banyak bilangannya dan tiada sesiapa yang mengetahui jumlah mereka melainkan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

Maksud: Dan tiada yang mengetahui tentera Rabb-mu melainkan Dia sendiri. (Surah al-Muddatsir, 74 : 31)

Allah menjadikan mereka tidak dapat dilihat oleh manusia, sehinggalah kita tidak mengetahui dan tidak melihat rupa bentuk mereka yang sebenar. Namun, Allah menampakkan mereka kepada sebahagian hamba-Nya yang dikehendaki-Nya. Ini berlaku kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam yang pernah melihat Jibril sebanyak dua kali di dalam rupa bentuknya yang sebenar (asli).

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

Maksud: Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupanya yang asli. Sedang dia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia datang mendekat, lalu bertambah dekat lagi. Maka jadilah dia dekat (kepada Muhammad sejarak) dua hujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. Maka adakah kaum (musyrik Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya? Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (iaitu) di Sidratul Muntaha. (Surah an-Najm, 53: 4-14)

Juga firmannya:

Maksud: Dan temanmu (Muhammad) itu sekali-kali bukanlah orang yang gila. Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang. (Surah at-Takwir, 81: 22-23)